Bukankah tuhan telah memberikan kesempurnaan
lewat hati dan pikiran yang Dia titipkan
lewat hati dan pikiran yang Dia titipkan
Bukankah tuhan telah mempercayakan
atas dunia dan segala isinya
atas dunia dan segala isinya
Pikirkan,temukan dan berbahagialah
lakukan yang terbaik.hidup sekali,cukup.
lakukan yang terbaik.hidup sekali,cukup.
Malam ini hujan lagi,beberapa hari terakhir ini hujan selalu
turun entah itu pagi saat aku akan berangkat kuliah,siang saat aku akan pulang
kerumah bahkan malam sekalipun ketika aku akan keluar untuk membeli makan
malam.seperti malam ini.
Malam ini seperti biasa aku keluar untuk membeli makan malam
di salah satu rumah makan tak jauh dari rumah,tempat langgananku membeli makanan
setiap malam,dari kejauhan terlihat
kalau rumah makan itu tutup,kecewa rasanya,bagaimana tidak begitu sulit
menemukan tempat makan yang sesuai dengan selera kita.seperti halnya makanan
seperti itu pulalah menemukan bakat atau talenta dalam diri seseorang,sulit
menemukan orang yang bisa mengaburkan garis antara hobby atau talentanya dengan
pekerjaan yang dimilikinya.
Setelah tau bahwa rumah makan langganan tutup,aku memutuskan
untuk membeli makanan di rumah makan tak jauh dari sana.sebelumnya aku tak
pernah membeli makanan disana,hanya saja aku melihat begitu banyak mobil yang
terparkir disana tak bisa membuat ku menolak untuk berfikir bahwa makanan
disana ‘mungkin’ saja enak.lantas aku berhenti dan memesan dua bungkus nasi
untukku dan kakak.seperti itu pula bakat seseorang,kita tak akan pernah tau
dimana bakat kita sebenarnya sebelum kita benar-benar mencoba untuk
menemukannya dan akhirnya survive disana.
Baru saja memasuki rumah makan itu hujan turun begitu
derasnya,beberapa langkah dari pintu masuk aku begitu takjub melihat seorang
anak,hatiku buncah tak dapat menggambarkan kegembiraan kala itu,anak itu
sungguh tak berubah sedikitpun,hanya saja dia bertambah tinggi setengah jengkal
mungkin.aku masih terpaku ketika dia tersenyum ramah kepadaku,dia memakai jaket
hitam,celana jeans biru dan memakai topi hitam,masih seperti dulu.bahkan untuk
beberapa saat aku tak dapat berkata apa-apa tentang apa yang aku dapatkan malam
ini saking tak menyangka semua ini terjadi.persis seperti bakat,kadang kita
menemukannya begitu saja tanpa perlu bersusah payah.
Pelayan rumah makan itu mempersilahkan aku untuk duduk
dikursi sudut kanan rumah makan tersebut sembari menunggu pesanan,aku melangkah
kesana sambil tetap melihat kepada anak itu,sungguh,ingin rasanya semalaman ini
aku habiskan dirumah makan itu bersamanya.dia terlihat kebingungan melihat
kesibukan keluarga-keluarga yang berdatangan kerumah makan itu,dia selalu
melempar pandangan kesemua sudut ruangan mengira-ngira dimana kiranya dia bisa melantunkan satu-dua lagu
untuk mendapatkan beberapa uang receh atau jika nasib sedang baik mungkin
beberapa uang kertas ribuan bisa dia
dapatkan.ya,anak itu adalah seorang pengamen.layaknya bakat seseorang,kadang
mereka punya bakat begitu besarnya hanya saja tak ter-explore dengan baik.
Aku memanggilnya berdiri disamping mejaku,menanyai apakah
dia sudah makan atau belum,dia mengatakan sudah makan sehabis magrib sambil
tersenyum kepadaku.aku menyukai anak ini sejak pertama aku bertemu
dengannya,dia begitu berbeda dengan pengamen-pengamen yang sering aku dan
kalian temui di bis kota,dilampu merah atau di tempat makan,dia begitu
bersih,pakaiannya rapi,kulitnya bersih dan dia begitu lembut dan menyenangkan
dan yang terpenting suaranya sangat indah,ingin sekali rasanya berlama-lama
mendengar dia bernyanyi.kadang bakat melekat tanpa kita sadari,bahkan kita
terus mencari-cari hal yang mungkin saja adalah keahlian kita padahal hal ite dekat,dan
dia ada.seperti anak ini.
Pertama kali aku bertemu dengannya aku tau kalau dia memang berbeda,ada
sesuatu pada dirinya yang tak dimiliki oleh pengamen-pengamen kebanyakan yang
aku temui sebelumnya.sejak pertama bertemu dengannya aku sudah menyayangi
dia,bukan,bukan karena aku kasian melihatnya,bukan karena aku prihatin dengan
keadaannya,keadaan dimana anak yang masih kecil bahkan dia seumuran dengan
adikku sudah mencari uang sendiri,aku kagum padanya karena dia begitu hebat,bahkan
sekecil ini dia sudah bisa menghasilkan uang sendiri dengan keringatnya sendiri.hal
yang bahkan belum bisa aku lakukan.dan yang terpenting anak berusia menjelang
13 tahun ini sudah berhasil mengaburkan garis antara bermain dan
bekerja,amazing.
Pertama kali aku bertemu dengan anak itu 20 februari
2012,sudah lebih dari setahun yang lalu,aku bertemu dengannya ketika aku dan
teman-teman merayakan ulang tahunku yang ke 18 di ‘sate padeh’ Delima,tak jauh
dari rumahku.hari itu dia memakai baju merah,topi merah,jeans selutut dan tak
ketinggalan gitar kecilnya,malam itu dia membuatku begitu menyukainya saat
pertama kali bertemu dan mendengar dia bernyanyi,mengagumkan.sayangnya,saat itu
aku tidak sempat berbicara banyak dengannya,karena saat aku ingin
menghampirinya dia sudah pergi tak tau kemana,kabar baiknya aku mengambil
beberapa fhotonya malam itu.
Sejak pertama melihatnya setahun yang lalu di ‘sate padeh’
aku selalu berharap untuk bertemu dengannya lagi,sering aku kembali ketempat itu
untuk sekedar bertemu dengannya,tetapi tak sekalipun aku bisa
menemukannya.bagaimanapun dia setahun yang lalu adalah saksi bagaimana
bahagianya aku saat itu,bagaimanapun dia saat itu adalah pelengkap kebahagiaan
dihari bahagiaku.Dan malam ini sungguh tuhan telah mengatur semuanya begitu baik
dan tak pernah terduga oleh ku.aku betemu lagi dengan anak itu,aku bertemu lagi
dengan pengamen kecil itu,dan saat itu juga aku merasa kebahagiaan mengisi
seluruh relung jiwaku,semua masalah dan kesedihan yang mugkin ada sirna begitu
saja.dia,pengamen kecil itu malam ini sempurna membuat hatiku bahagia.
Dia,menyanyikan sebuah lagu untuk ku malam ini,lagu yang aku
dan kalian pasti tau dan sering mendengarnya,tapi sungguh,malam ini arti lagu
ini bak sumur dan langit saat aku mendengarkan dia bernyanyi dibandingkan saat
aku mendengar lagu ini ditempat lain.dia menyanyikan lagu ‘butiran debu’ untuk
ku.saat itu juga aku sadar,bahwa aku hanya butiran debu jika dibandingkan
dengan dia.,bahkan aku tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dia,dia
dengan segala kelebihannya,dia dengan segala kesungguhannya bekerja keras dan
dia dengan segala kesederhanaannya yang begitu mengagumkan.aku bukanlah
apa-apa,bahkan aku tak pernah benar-benar melakukan sesuatu untuk diriku
sendiri,aku bahkan tak pernah bersungguh-sungguh melakukan sesuatu.malam ini
untuk kedua kalinya aku bersyukur dipertemukan lagi dengan anak itu.dan aku
menyadari malam itu setahun yang lalu dan malam ini setahun kemudian aku masih
saja seorang pecundang.
Sepanjang dia menyanyikan lagu untukku pikiranku melayang
begitu jauh,memikirkan setahun yang lalu pertama kali aku bertemu dengannya
saat itu aku tengah berbahagia,dan setahun kemudian aku bertemu lagi
dengannya,aku kembali mempertanyakan diriku sendiri,apakah aku bahagia seperti
setahun yang lalu? Aku pun tersenyum kepadanya,entahlah,setahunan ini semuanya
hambar.setahun yang lalu sampai saat ini aku belum melakukan satu saja hal yang
berguna,setahunan ini tak ada hal yang berarti yang aku lakukan,aku mulai
bertanya,apakah aku memang dilahirkan untuk disini? di matematika? padahal sama
sekali aku tak berbakat sedikitpun.dua hal yang terlintas dalam pikiranku
survive or move on?
Setelah lagu
berakhir,aku berbincang sedikit dengan anak itu,mengatakan aku sangat senang
bisa bertemu dengannya lagi,bahwa dulu dan sekarang dia begitu mengagumkan.aku juga
bertanya padanya tentang rumahnya,tentang sekolahnya dan tentang orang
utanya.malam ini aku tau anak itu tinggall di cipta karya,bersekolah di SMP 8
kelaas VII.6 dan setiap mengamen dari habis magrib sampai pukul 10 malam dia
diantar oleh ibunya.setelah mendengar pengamen kecil ini bercerita aku mulai
menyadari semuanya,bahkan jika aku tak punya bakat sedikitpun di jurusan
ini,bukankah masih ada niat? niat adalah power dari kehidupan,sekalipun aku tak
punya bakat dijurusan ini bukankah niat cukup untuk membuat ku terus berusaha
dan mempelajari semuanya.ah,anak ini benar-benar tamparan keras untuk semua
keragu-raguan dan sikap pengecutku selama ini.lagipula sekalipun aku tak punya
bakat dijurusan ini bukankah aku tetap bisa mengasah anugerah tuhan yang
menyenangkan itu sekalipun hanya sebatas hobby.dan malam ini anak itu
benar-benar membuatku sadar bahwa kadang kita perlu keluar dari comfort zone.kita harus berani melakukan sesuatu jika
ingin mengetahui apa yang kita punya.
Malam ini aku benar-benar merasa kecil didunia ini,bahkan
tak berarti apa-apa.aku menyadari bahkan aku lebih kecil dari pengamen kecil yang
aku temui di rumah makan ini.malam ini aku menyadari bahwa aku sama sekali
belum melakukan apapun untuk diriku sendiri dan orang-orang disekitarku.dan
malam ini dia menyadarkanku tentang bahagia yang sederhana,bahwa tak perlu
menjadi orang kaya dengan harta berlimpah untuk dapat merasakan
kebahagiaan,bahwa tak perlu dengan pangkat yang tinggi untuk mengecap indahnya
kebahagiaan.cukup syukuri apapun yang tuhan berikan kepada kita sembari terus
memperbaiki dan menemukan potensi diri,karena sesungguhnya bersama rasa syukur
ada kebahagiaan yang tak ternilai.dan malam ini saat aku dipertemukan dengan
dia seluruh jiwa dan ragaku sangat bersyukur,kebahagiaan yang
sederhana.segalanya tentang dia dan keistimewaannya adalah kebahagiaan buat
ku,anak itu mengajarkan banyak hal,anak itu adalah Satrio.
Intan syofian.