Lawan dari “aku mencintaimu” bukan lah “aku tidak
mencintaimu” tetapi “saat aku tak dapat berbuat apa-apa untuk orang yang aku
cintai”.
Biar hanya kepada hati ini saja aku mengadu atas kesedihan
mata yang melihat semuanya berlalu, biar hanya kepada hati ini saja telinga
dapat mengeluh atas kata selamat tinggal, biarlah hanya kepada hati ini saja
luka dapat menangis untuk semua rasa perih ini. Biarlah hanya hati ini saja
yang tau.
Menyakitkan bila melihat seseorang yang kita sayangi tak bahagia,
terluka dan tertimpa masalah. Tapi jauh lebih
menyedihkan ketika sebagai orang yang sangat menyayanginya tak dapat berbuat apa-apa. Bukan karena aku
tak mampu, bukan pula karena aku tak mau, tetapi tak ada celah, tak ada ruang
yang dia sisakan untuk ku, untuk aku ikut campur.
Aku pernah merasakan rasa sayang yang begitu besar dari dia,
sesaat setelah itu aku mulai merasa semua berkurang, dan lihatlah sekarang aku
sempurna telah terhapus dari hidupnya. Sekarang aku bukan sesuatu yang berarti
lagi untuk dia.
Tak terbersit dalam benakku ingin menyalahkan takdir,
menyalahkan waktu apalagi menyalahkan tuhan. Semua salahku, semua kebodohanku,
dan semua adalah kegagalanku.
Aku tau dia bukanlah makhluk sempurna yang dapat menjadi alasan mengapa aku begini,
mengapa hingga detik ini aku masih saja begini, masih saja meletakkannya
diurutan pertama, menjadikannya yang terbaik. Bukan, bukan karena dia sempurna,
bukan pula karena dia tiada tara, hanya saja kebaikannya dulu dan penyesalannku
ini entah sampai kapanpun akan menadikan dia sebagai yang pertama dahati ini.
Aku tak akan membawa mati dia sebagai satu-satunya dihatiku,
hanya saja hingga detik ini hati ini dan segala penyesalan disana belum
menemukan yang lebih baik, belum. Meskipun dia tak akan terganti bukan berarti
dia akan menjadi satu-satunya, aku berjanji kelak dia hanya akan menjadi
kenangan yang indah yang mempunyai tempat terindah disudut terdalam hati ini.
Karena dia bukan berarti aku tak akan pernah jatuh cinta
lagi, aku jatuh cinta, hanya saja tak sedalam kepadanya, hanya saja rasa ini tak seindah dulu ketika bersama dia.
Aku masih saja bermain-main dengan perasaan-perasaan mereka, bukan karena aku
ingin, hanya saja aku belum menemukan apa yang aku cari pada mereka.
Aku berusaha untuk memulai hidupku kembali, hanya saja aku
belum bisa, tetap saja aku menikmati kesendirian ini dengan mengungkit-ungkit
kisah indah yang mulai membosankan karena terlalu sering dikenang. sementara
dia bahagia sebegitunya dengan kehidupannya sekarang. Aku tak iri, aku tak
pernah marah, dia layak bahagia, dia pantas tertawa, dia pantas mendapatkan
yang lebih baik.
Hanya saja kenapa hati ini seperti enggan untuk berbahagia
dan tertawa seperti dahulu lagi? Bukan kah ini tidak kali pertamanya aku putus
cinta? Bukankah biasanya aku tak pernah peduli dan hidup normal kembali, lalu
kenapa pula sekarang aku seperti ini? Lihatlah, beginilah caraku meenebus
kesalahanku, entah sampai kapan aku dapat memaafkan kesalahanku ini, mungkin
sampai dia benar-benar tulus telah memaafkan semua kesalahanku.
Dan untuk kamu yang selalu bersabar terhadapku, untuk kamu
yang diam-diam selalu mengkhawatirkan aku, untuk kamu yang selalu peduli dan
mengerti aku teruslah begitu, walau saat ini aku begini suatu saat aku akan
berubah, suatu saat aku akan berpaling, suatu saat aku benar-benar akan melihat
hanya kepadamu.dan aku tak akan pernah menyia-nyiakan kamu, lagi.
Untuk orang yang “aku cintai” saat ini “aku tak dapat
berbuat apa-apa lagi untukmu”. Berbahagialah selalu, karena jika kamu sedih dan
berduka tak ada satupun yang dapat aku lakukan untuk mu, dan saat aku tak dapat
melakukan apapun untuk kamu saat itu aku merasa tak bararti. Dan hanya dapat
melihat saja.