mengapa begini, mengapa selalu aku yang selalu terpilih..
untuk dua hati yang tak lagi menyatu dan telah terpisah begitu jauh seharusnya aturanMu tak lagi memilih aku dan dia ..
untuk dua orang yang pernah saling jatuh cinta lalu membenci dan kini tersisa siapa anda siapa saya seharusnya tak ada alasan aku dan dia terpilih menjadi utama..
untuk dua orang yang sudah tak perduli atas segala rasa yang tak pernah benar-benar mereka ketahui kebenarannya tak sepantasnya kebetulan-kebetulan menipu boleh menghampiri..
untuk dua orang yang saling pernah singgah lalu saling merajai dihati keduanya lantas berpisah tanpa pernah saling memandang lagi tak selayaknya aku selalu terpilih tau segalanya kamu, pertama..
jika nyatanya aku boleh berdialog dengan angin yang selalu menuntut jujurku, ku katakan demi maha tahu demi maha mengerti aku telah merelakan dia yang pernah singgah, sungguh..
jika kesempatan tergenggam kan kubisikkan pada helai daun yang menuntut tau, kan ku bisikkan anggaplah aku asing dihatimu, lupakan aku dan kesalahanku, karna awan kelabu diufuk baratpun tau bencimu padaku tak buat bahagiamu..
jika menit waktu berpihak padaku meski hanya sesaat kan kujelaskan pada bulir hujan yang menunggu ketegaran, kan ku katakan segalanya tentang bahagia yang telah terenggut waktu aku ingin lupakan, kamu aku dan kita disana..
jika mendung disana meminta hujan menepati janjinya maka tlah kupenuhi janjiku saat ini jua, bahwa ada kalanya memperjuangkan dan melepaskan berperan setimpal..
aku dan segala benci dihatiku atas segala rasa sakit untuk semua pembalasan dendammu ingin mencampakkan rasa bersalah dan rasa sesalku padamu..
dalam bait doaku bersimpuh dihadapanNya masih tersebut namamu disana, bait harapan bahagia untukmu, bait maaf padamu, dan bait sesalku..
semakin aku berjalan menapaki setapak kisah kelabu ini hatiku semakin tersayat tak harus, namun disini aku berdiri didepan kebencianmu ku katakan 'kamu harus bahagia, aku juga'..
diujung jalan ketika hatiku bertekad menyerah padamu aku melihat sekilas menatap bayangmu, senyum kecil dan pesan terakhir kutitipkan lewat angin.dengarlah..
"jika dengan membenciku membahagiakanmu, bencilah aku sesukamu.. tapi sampai kapan kamu bodoh seperti ini,karena dengan membenciku kamu menyakiti dirimu sendiri, sungguh aku sangat membencimu, tapi rasa sayangku lebih besat, pikirkanlah"..