Senin, 03 Maret 2014

perihal pilihan part II

bagaimana bagusnya kita memulai pembicaraan perihal pilihan?
adakah orang yang benar-benar telah yakin dengan pilihannya saat ini?

baikah, biarkan terlebih dahulu aku mempertanyaan pilihan seseorang...boleh kah aku menyebutnya teman? karna biasanya teman tak memilih untuk pergi. seseorang itu sering sekali berkata seperti ini "aku sudah nyaman dengan kita bertiga, aku ga mau pisah, jangan kekanakan ya biar pertemanan kita bisa bertahan" dan lihatlah akhirnya siapa yang kenakan dan siapa yang mengakhiri semuanya.

katanya tentang pilihan, bahkan menuliskannya saa begitu membosankan, masih jelas tiga lembar kertas yang aku tulis tengah malam untuk ah entah harus apa aku menyebutnya, pengecut itu nyalinya tak sebesar bualannya, sungguh aku benci, apa-apaan berani berjani lalu pergi tanpa malu. kemana prinsip gila yang selama ini katanya tak bisa dikekang, demi tuhan seiapa yang tau yang kami banggakan itu bermental siput.

siapa juga yang dulu menyuruhku tak memiih berjelas-jelas, sekarang lihatah kata mama jangan berharap lagi, aku yang berniat tak terikat, setelah sekarang dia benar-benar memilih pergi aku sama sekali tak berhak mencegahnya. itu pilihanku.

selalu ada waku dimana kita harus memilih berjuang dan menyerah, keduanya udah sama-sama pernah aku rasain, susah? tentu, kalau penempatannya tidak benar, seperti berjuang disaat seharusnya sudah menyerah, atau menyerah untuk hal yang sepantasnya diperjuangkan, akhirnya hilang sudah kelinci putih, kedepan entah masih ada, tuhan sajalah yang tau.

ada pilihan yang harus kita pilih sekalipun kita tau dimana akan berakhir dan seperti apa akhirnya, namun kadang satu-dua alasan tak terbantahkan dan piihan jatuh jua.

kadang memilih merindukan seseorang yang bahkan rasanya namanya pun tak bleh ada yang tau kita menyebutnya agi, menyakitkan memang, tapi siapa yang tau bagaimana rasanya bahagia sebelum mengecap yang namanya sakit.

kadang, memillih jatuh cinta pada dia yang sulit juga sedikit bodoh, ini seperti menggenggam cahaya, jelas-jelas tak akan mungkin cahaya didenggam bagaimana mau membawanya sebagai penerang?

siapa yang tau pilihan yang dipilihnya adaah pilihan yang paling benar, sampai waktu membuktikan segalanya, hanya saja manusia harus berani memilih, segalanya tentang piihan membawa kita pada ujung yang sebenarnya sudah harus kita pikirkan semenjak pilihan dijatuhkan, tapi semua tau penyesalan datang terlambat.

pilihan bukan segalanya, meski harus memillih, rundingkan dulu sama Allah, Bisikkan duu padaNya, tanya dulu padaNya karena pernah aku katakan 'hidup bukan semata-mata untuk pilihan, karena kalau hidup hanya untuk pilihan bagaimana kamu akan hidup jika kamu adalah pilihan kedua atau kesekian bagi seseorang yang menadi piihan pertama mu"

tuhan jika piihan ku ini tidak benar, setidaknya jadikanlah yang terbaik dengan tidak menyatkitan banyak rang. Amin. semoga engkau selalu memeluk "kami".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar